Pembagian Frekuensi Suara Audio pada EQ

Pembagian Frekuensi Suara Audio pada Equalizer yang umum dijumpai

Frekuensi suara yang dapat didengar oleh manusia adalah frequensi yang memiliki rentangan antara 20 Hz sampai dengan 20 KHz atau sering disebut dengan istilah Audio Frequency. Dalam sebuah system Audio ada sebuah alat yang berfungsi untuk mengatur karakter frekuensi dalam system tersebut. Alat itu dinamakan Equalizer.

Jadi, definisi dari Equalizer adalah seperangkat elektronik yang berfungsi untuk mengatur karakteristik suara dalam audio system, atau lebih tepatnya untuk mengatur kekuatan dari setiap frequency yang dilewatkan pada perangkat tersebut.

Untuk lebih jelasnya mari kita simak karakteristik dari rentangan frequency audio berikut :


  • 1Hz - 30 Hz = Infra Bass 
(Hampir tak terdengar, hanya hewan khusus seperti kelelawar / anjing yg bisa mendengarkannya, paus di lautan, radar/sonar kapal selam, dll)


  • 30 Hz - 100 Hz =  Sub Bass 
(Subwoofer, hampir setara detak denyut jantung, hembusan nafas/angin, gitar bass, suara pria yg terdengar berat atau nge-Bass, dentuman Bom atau bahan peledek, getaran tanah saat gempa, dengung trafo, lampu neon, dll)


  • 100Hz - 300Hz = Bass
(piano, cello, bass, trombone, tuba, suara vokal pria atau wanita yg ngebass, petasan/mercon, alat musik khusus seperti drum dan sejenisnya, ledakan bom/bahan peledak, dl)


  • 300Hz - 1Khz = Middle
(Vokal Pria & Wanita serta anak-anak, peluit, sirine, alarm, alat musik, dll)


  • 1Khz - 3Khz = Vokal
(Vokal Pria & Wanita serta anak-anak, peluit, sirine, alarm, alat musik, lonceng, dll)


  • 3Khz - 10 Khz = Treble
(Alat musik guitar, violin (biola), saxophone, trumpet, flute, cymbal drum, kaca pecah, angin semilir, noise, dll).


Jika kita hendak membuat sebuah Power Ampli sendiri, kita dapat menentukan karakteristik Power Ampli yang kita buat dengan cara memasang (Resistor) dan (Capasitor) pada bagian input. R dan C inilah yang sangat menentukan seluruh karakteristik dari Power Ampli Buatan kita. 

Berikut adalah Response Frequency terendah yang bisa kita dapatkan dengan pemasangan R dan C pada bagian input, dengan impedansi adalah nilai R input :

  • impedansi masukan 10K
100nF=1,6khz
220nF=723Hz
470nF=338Hz
1uF=160Hz
2u2=72Hz
4u7=33Hz
10u=15Hz



  • impedansi masukan 22K

100nF=723Hz
220nF=328Hz
470nF=153Hz
1uF=72,34Hz
2u2=32,88Hz
4u7=15,39Hz
10u=7,23Hz



  • impedansi masukan 47K
100nF=338Hz
220nF=153Hz
470nF=72Hz
1uF=33Hz
2u2=15Hz
4u7=7,2Hz
10u=3,3Hz



Jadi, untuk pemilihan R dan C pilihlah yg sesuai dengan karakter suara yg anda inginkan. Jika melihat data diatas saya sarankan untuk tidak menggunakan kapasitor diatas 10 uF. Karena respon frekuensinya akan terlalu rendah. Hal yang dikhawatirkan adalah dengung trafo atau bahkan dengung dari neon rumah bisa terdengar/masuk ke suara Power Amplifier tersebut.

Tapi ada trik untuk mencegahnya yaitu menambahkan kapasitor keramik 1nF (102) paralel dengan resistor input 10K/22K/47K. Ini berfungsi untuk Grounding (membumikan) frekuensi harmonis (anakan frekuensi) yg mungkin timbul karena perkabelan yg semrawut atau perkabelan yang terlalu panjang.

Demikian post kali ini, semoga bermanfaat. Trimakasih.